SEBATIK, KALIMANTAN UTARA – Sebuah insiden pengeroyokan tragis terjadi di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, hanya karena persoalan sepele. Seorang pemuda menjadi korban amukan massa setelah tak sengaja menyenggol sepeda motor milik orang lain. Peristiwa ini terjadi pada Minggu (21/4/2024) malam dan memicu keprihatinan mendalam akan rendahnya toleransi dan mudahnya main hakim sendiri di tengah masyarakat.
Kejadian bermula ketika korban, yang diketahui bernama Ardi (20), sedang berjalan kaki. Tanpa disengaja, ia menyenggol sepeda motor milik seorang warga bernama Rudi. Senggolan yang kemungkinan tidak menimbulkan kerusakan berarti itu rupanya memicu emosi Rudi dan sejumlah rekannya yang berada di lokasi.
Tanpa memberikan kesempatan untuk meminta maaf atau menyelesaikan masalah secara baik-baik, Rudi dan sekitar lima orang rekannya langsung melakukan pengeroyokan terhadap Ardi. Massa yang terpancing emosi ikut terlibat dalam aksi brutal tersebut. Ardi yang seorang diri tidak berdaya menghadapi amukan massa yang membabi buta.
Akibat pengeroyokan tersebut, Ardi mengalami luka-luka yang cukup serius di sekujur tubuhnya. Warga lain yang melihat kejadian itu berusaha melerai, namun amarah massa sulit diredam. Setelah puas melampiaskan emosi, para pelaku pengeroyokan baru membubarkan diri, meninggalkan Ardi terkapar.
Ardi kemudian dilarikan ke Puskesmas Sebatik Timur untuk mendapatkan pertolongan medis. Pihak kepolisian dari Polsek Sebatik Timur yang menerima laporan kejadian ini segera melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Upaya identifikasi dan penangkapan para pelaku pengeroyokan tengah dilakukan.
Kapolsek Sebatik Timur, Iptu Randi Anugrah, membenarkan adanya kejadian pengeroyokan tersebut. “Benar, ada kejadian pengeroyokan di Desa Tanjung Harapan. Korban mengalami luka-luka dan sudah mendapatkan perawatan. Kami sedang melakukan penyelidikan untuk menangkap para pelaku,” ujarnya seperti dikutip dari detik.com.
Tindakan main hakim sendiri dan pengeroyokan yang terjadi di Sebatik ini sangat disayangkan. Persoalan senggolan motor yang seharusnya bisa diselesaikan secara damai justru berujung pada tindakan kekerasan yang melukai seseorang. Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi masyarakat untuk lebih mengedepankan musyawarah dan penyelesaian masalah secara hukum, bukan dengan emosi dan kekerasan.