Mangga Indramayu Kurang Dilirik Pemudik Lebaran 2025 Fenomena dan Analisisnya

Tradisi membawa oleh-oleh khas daerah saat mudik Lebaran tampaknya mengalami pergeseran di tahun 2025 ini. Jika biasanya buah mangga asal Indramayu menjadi primadona buah tangan para pemudik yang melintasi jalur Pantura, kini geliat penjualannya dilaporkan lesu. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan, mengapa mangga Indramayu, yang terkenal manis dan legit, kurang diminati pemudik pada musim mudik Lebaran kali ini?

para pedagang oleh-oleh di sepanjang jalur Pantura Indramayu merasakan penurunan signifikan dalam penjualan mangga. Mayoritas pemudik justru lebih memilih oleh-oleh lain seperti kerupuk melarat, ikan asin, dan terasi. Padahal, stok mangga saat ini terbilang melimpah dan harganya pun relatif terjangkau, berkisar Rp20 ribu per kilogram.

Kemungkinan Faktor Penyebab:

Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab kurangnya minat pemudik terhadap mangga Indramayu tahun ini. Pertama, perubahan preferensi oleh-oleh. Bisa jadi, para pemudik kini mencari oleh-oleh yang lebih tahan lama dan mudah dibawa dalam perjalanan jauh, sehingga makanan ringan kering dan produk olahan laut lebih diminati.

Kedua, faktor waktu dan kepraktisan. Membawa buah segar seperti mangga dalam perjalanan mudik yang panjang bisa merepotkan. Pemudik mungkin khawatir buah akan membusuk atau memakan tempat di kendaraan. Oleh-oleh yang lebih praktis dan awet menjadi pilihan yang lebih menarik.

Ketiga, persaingan dengan oleh-oleh lain. Indramayu dan daerah sekitarnya juga memiliki beragam oleh-oleh khas lainnya. Mungkin saja, daya tarik oleh-oleh lain seperti kerupuk melarat yang unik atau produk olahan laut yang menjadi ciri khas Pantura lebih kuat di mata pemudik tahun ini.

Keempat, potensi dampak informasi kualitas. Meskipun mangga Indramayu terkenal, fluktuasi kualitas panen bisa saja mempengaruhi persepsi pemudik. Jika ada anggapan bahwa kualitas mangga tahun ini kurang optimal, minat untuk membelinya sebagai oleh-oleh bisa menurun.

Dampak dan Harapan:

Lesunya penjualan mangga tentu berdampak pada omzet para pedagang oleh-oleh di Indramayu. Mereka berharap tren ini tidak berlangsung lama dan penjualan mangga kembali meningkat seiring berjalannya musim libur Lebaran. Pemerintah daerah dan dinas terkait juga diharapkan dapat membantu mempromosikan kembali mangga Indramayu sebagai salah satu ikon oleh-oleh khas daerah.

Meskipun kurang dilirik saat arus balik awal Lebaran 2025, diharapkan mangga Indramayu tetap menjadi bagian dari kekayaan kuliner dan daya tarik wisata daerah yang akan terus dicari oleh wisatawan di lain waktu.