Para petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kini diliputi kecemasan mendalam akibat kondisi cuaca ekstrem yang semakin tidak menentu. Perubahan pola curah hujan yang sulit diprediksi, disertai dengan potensi banjir dan kekeringan, menghantui para petani dan meningkatkan kekhawatiran akan ancaman gagal panen. Kondisi ini tidak hanya mengancam mata pencaharian mereka, tetapi juga berpotensi mengganggu ketersediaan pangan di tingkat regional.
Ketidakpastian cuaca yang ekstrem sangat mempengaruhi siklus tanam dan pertumbuhan padi, yang merupakan komoditas utama di Indramayu. Curah hujan yang terlalu tinggi pada saat yang tidak tepat dapat menyebabkan banjir dan merusak tanaman muda. Sebaliknya, periode kekeringan yang panjang dapat menyebabkan kekurangan air irigasi, menghambat pertumbuhan padi dan meningkatkan risiko gagal panen. Para petani merasa kesulitan untuk menentukan waktu tanam yang tepat, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas hasil panen.
Salah seorang petani padi di Desa Karangampel, Kecamatan Karangampel, Bapak Tarsono (58 tahun), mengungkapkan kegelisahannya. “Dulu, kami sudah hafal betul kapan musim hujan dan kapan musim kemarau. Sekarang semuanya sulit diprediksi. Kadang hujan deras tiba-tiba, kadang sudah waktunya hujan malah panas berkepanjangan. Kami sangat khawatir kalau sampai gagal panen, modal sudah banyak keluar,” ujarnya saat ditemui di sawahnya pada Senin pagi, 21 April 2025.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, Ir. Takmid Dasuki, M.Si., mengakui adanya kekhawatiran di kalangan petani terkait kondisi cuaca yang tidak menentu. Pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada para petani mengenai langkah-langkah adaptasi terhadap perubahan iklim, termasuk penggunaan varietas padi yang lebih tahan terhadap kekeringan dan banjir, serta teknik pengelolaan air yang lebih efisien. “Kami terus berupaya memberikan pendampingan dan informasi kepada petani agar mereka dapat meminimalisir risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem. Kami juga berkoordinasi dengan BMKG untuk mendapatkan informasi cuaca terkini dan memberikan peringatan dini kepada petani,” jelasnya saat dihubungi melalui telepon pada hari yang sama. Diharapkan, dengan berbagai upaya adaptasi dan mitigasi, para petani di Indramayu dapat mengurangi risiko gagal panen dan menjaga stabilitas produksi pertanian di wilayah tersebut.